Rabu, 19 November 2014

Sanggar, Sang Menu Bangsawan Jogja




Seorang pelayan yang lengkap dengan kain akan mengucapkan salam “sugeng ndalu” atau selamat malam, dan silahkan duduk saat pengunjung memasuki tempat tersebut. Beberapa saat kemudian pelayan tadi kembali untuk memberikan welcome drink berupa minuman wedang secang hangat. Wedang secang yang dibuat dari campuran rempah-rempah seperti Kayu Manis, Kapulaga, Cengkeh, dan Jahe sehingga saat menyeruputnya terasa hangat di tenggorokan. Sesudah memesan makanan, pengunjung akan ditemani dengan alunan gending-gending gamelan khas kraton membuat kental nuansa Yogyakarta.

Eits, jangan salah sangka. Tempat tersebut bukan sebuah resepsi atau tempat tinggal seseorang, melainkan sebuah resto yang demikian terkenal akan masakan para raja Yogyakarta. Semua tamu tampak terpesona akan dekorasi ruangan seolah seperti dijamu dalam sebuah gala dinner bersama para bangsawan. Tak pelak para pengunjung kebanyakan berasal dari luar kota bahkan luar negeri.

Menu yang menjadi sorotan kali ini ialah sanggar. Bukan sebuah komunitas, namun masakan kesukaan Sultan Hamengku Buwono VII. Sanggar merupakan irisan daging sapi yang dijepit dua bilah bambu yang ujungnya dikunci buncis. Hangatnya daging panggang itu melelehkan santan kental yang terbalur di dua sisi potongan daging itu. Aroma yang dihasilkan panggangan daging sapi tersebut memompa liur. Dalam sekali gigit, gandik atau daging paha belakang sapi yang bebas lemak itu empuk tercabik. Rasa gurih sangat dominan karena selama dipanggang, daging terus dilumuri santan. Tiap kali santan meresap di daging atau mengering terpanggang, dilumuri lagi. Berkali-kali hingga dagingnya terpanggang merata. menu ini sangat cocok ditemani segelas beer jawa. Jika ingin menjadi raja sehari, datang saja ke resto Bale raos yang terletak di Jl. Magangan Kulon 1, Yogyakarta, dekat dengan alun-alun utara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar