Jumat, 26 Juli 2013

Sop Pak Min Klaten, edisi Mama jalan-jalan

           Jangan pernahmencari wortel dan kentang dalam sop ini. namun, sop ayam ini rasanya gurih enak. Kaldu dan ayam memang yang jadi andalan. Kuahnya sedikit keruh dengan taburan seledri dan bawang merah. Dengan harga mulai Rp.5000 saja sudah bisa menikmati sop ayam plus nasi hangat.Berada di wilayah Surakarta dan ingin mencicipi sajian yang hangat, pasti teringat Sop Ayam Pak Min. Pasalnya, sop ayam dari daerah Klaten ini sekarang sudah punya belasan cabang di Yogyakarta, Boyolali, Solo, Sragen, Semarang dan Purwokerto. Konon sudah sejak 50 tahun sop ayam ini ada di Klaten dan rasa sopnya juga sama hingga kini. Setelah sekian lama tidak mencicipi sop ini, kami mampir di salah satu cabangnya di Yogyakarta. tepatnya daerah Jalan Kaliurang.

         Tampilan warung makannya sederhana. Bangku-bangku panjang dan di sudut kanan terdapat gerobak untuk meracik sop ayam. Ayam kampung yang sudah direbus, dipotong-potong kemudian disiram kuah. Khusus untuk uritan (telor muda), sudah diiris-iris di dalam mangkuk-mangkuk tinggal menyiram dengan kaldu panas. Daftar menunya juga tak panjang. Semua bagian ayam bisa dipesan tergantung selera.Bisa pesan sop biasa, sop daging ayam, uritan (telor muda), kulit, dada pechok, cakar, paha, tepong (paha atas), kepala, sayap dan brutu (pantat ayam). Harganya mulai dari Rp. 5.000 sampai Rp. 15.000, tergantung bagian ayam yang dipilih. Yang paling murah nasi sup ayam Rp. 5.000 dan yang paling mahal nasi sop dada penchok Rp. 15.000.

         Jangan membayangkan sop ayam gaya orang kota, yang diberi isian wortel, kentang, tomat dan makaroni. Sop ayam racikan pak Min ini sangat sederhana. Hanya potongan bagian daging ayam plus kuah saja. Pelengkap satu-satunya hanya bawang merah dan daun seledri yang dicincang kasar. Disajikan dalam mangkuk, sop paha ayam (Rp.11.000) tampil dengan kuah kecokelatan bening panas mengepul. Aroma gurih kaldu ayam langsung tercium. Paha ayam dipotong-potong jadi beberapa bagian. Tak ada jejak minyak yang tergenang di permukaannya.

            Sluuurp! Rasanya sungguh gurih kaldu, hanya terlacak aroma lada yang sangat kuat diiringi bawang putih. Agaknya inilah bumbu sederhana andalan Pak Min. Mirip racikan sop ayam gaya China, minimalis. Justru karena itu yang terasa dominan rasa kaldu ayamnya.Kalau badan kurang fit dan udara dingin dijamin akan langsung terasa segar berkeringat karena tonjokan panasnya kaldu dan sengatan hangat lada. Untuk melengkapi sop ayam ini tersedia nasi putih. Nasinya memang sedikit pera. Jadi kalau direndam kuah panas sop akan terasa lunak.

            Dengan sedikit kucuran air jeruk nipis dan sambal, kuah sop ayam ini benar-benar sedap. Lauk pelengkap juga tersedia di tiap meja. Tempe goreng dan bergedel tahu. Tempenya berupa tempe bungkus daun yang mungil dan digoreng kering. Renyah gurih. Bergedel tahunya bundar pipih, tahu halus yang dicampur dengan tauge pendek. Gurih sedikit renyah.Kalau sop ayam biasanya daging ayamnya sedikit lunak sehingga tulang-tulangnya mudah dilepas. Namun, potongan ayam dalam sop racikan Pak Min ini daging ayam justru sedikit liat. Ini karena memakai ayam kampung. Tak ada lapisan lemak dan perlu sedikit tenaga buat mengunyah daging ayam kampung yang gurih enak. Keringat yang mulai meleleh bisa diredam dengan es jeruk atau es teh yang segelas harganya Rp. 2.000. Sebuah sajian comfort food yang minimalis dan sedap. Tak salah jika banyak orang menyukai sop ayam ini. Apalagi sop ayam paling ampuh jadi penangkal flu. Wah, enak tenan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar