Rabu, 24 Juli 2013

Legenda Mangut Lele Mbah Marto


Ketika memasuki tempat itu, ada rasa haru  menyergap ketika melihat banyak jenis masakan dijejer-jejer. Perasaan haru tersebut timbul karena situasi yang terlihat mengingatkan saya akan masakan nenek di pawon, orang Jawa bilang. Pawon merupakan tempat memasak makanan. Pawon milik Mbah Martodiryo atau Mbah Marto Gowok (82 tahun). Beliau menggunakan tungku berbahan bakar kayu.
Dulunya, Mbah Marto menjajakan makanan ini dengan berjualan keliling berjalan kaki di daerah Suryoputran, Gamelan, Pesindenan, Patehan, Rotiwijayan, dan lain-lain di kawasan Yogyakarta. Namun seiring dengan bertambahnya usia, Mbah Marto akhirnya menggelar dagangannya di rumah. Gudheg yang dijual di warung pun sangat klasik. Gudheg disajikan dengan areh tidak kental dan sayuran hijaunya menggunakan daun pepaya yang tidak pahit. Sambalnya berupa tholo dimasak pedas dengan menggunakan rambak (krecek ndeso). Sedangkan lauknya berupa tahu, tempe, telur, rempelo ati yang dimasak dengan bumbu besengek dan mangut lele. Mangut lele merupakan menu lauk andalan di warung ini.
Mangut lele umumnya berupa ikan lele goreng dan dimasak lagi di dalam kuah mangut yang pedas. Namun di warung ini, lelenya tidak digoreng , melainkan diasapi. Sebelum diasapi, lele yang sudah dibersihkan ditusuk dengan bongkok (pelepah daun kelapa) dan kemudian diasapi di atas api yang berasal dari sabut kelapa yang dibakar. Penggunaan bongkok akan menghasilkan minyak dan membuat lele tidak lengket. Pengasapan lele menghasilkan daging lele yang kenyal dan masih menyisakan rasa sangit dari asap.
Setelah diasapi, lele kemudian dimasukkan ke dalam bumbu mangut, seperti bumbu gulai namun pedas dan dipanaskan di atas keren (tungku tanah berbahan bakar kayu) sampai masak.
“Nasinya empuk, pulen, bumbu mangut lelenya meresap, dagingnya lembut kenyal,agak pedas dengan kombinasi rasa gurih dan manis. Gudeg daun pepayanya empuk, tidak pahit, cocok sebagai teman mangut dan nasi. Sedangkan gendhing ayamnya juga enak, bumbunya terasa, dagingnya empuk, nyamleng.,”kata Sari, salah satu pengunjung yang kebetulan jauh-jauh  datang dari luar kota.


1 komentar: